Jejakbede.online - Kampung halaman saya lagi ramai dengan berita usaha penangkapan buaya berkalung ban. Usaha ini sebenarnya sudah berlangsung sejak 2016 saat buaya berkalung ban ini mulai sering terlihat.
Buaya berkalung ban di sungai Palu. Gambar saya comot dari: https://anglenews.com/ |
Usaha pencarian guna penyelamatan buaya berkalung ban tersebut menjadi lebih viral karena keterlibatan Matt Wright, seorang pecinta reptil asal Australia. Ia juga menjadi pengisi acara pada sebuah program TV di National Geographic.
Salah satu aksi Matt Wrangler. Foto: http://natgeotv.com/asia/photo-of-the-day/2019/november/28 |
Sebelumnya "Panji Petualang" pada awal 2018 juga turut serta usaha pencarian dan penyelamatan buaya ini. Sayang usahanya tidak membuahkan hasil. Meski sempat memasang jaring di sekitar tempat kemunculannya, buaya tersebut ternyata lolos.
Mengikuti berita di media online sampai hari kedua, tim BKSDA bersama Matt Wright belum menemukan jejak buaya berkalung ban tersebut. Malahan mereka menemukan buaya lain yang berukuran 4 meter.
Saya jadi bergidik karena teringat masa kecil saya di Palu. Semasa sekolah dasar hampir tiap sore saya mandi di Sungai Palu ini bersama teman-teman kecil saya. Saat itu sama sekali tidak ada cerita keberadaan buaya di Sungai Palu
Sebelumnya berita tentang buaya berkalung ban ini heboh karena sering muncul di permukaan dan menjadi tontonan warga. Saat saya menjenguk orang tua tahun 2017, keluarga saya ramai menceritakan tentang buaya ini.
Mereka mengatakan sekarang jadi ngeri berenang di pantai Talise Palu yang biasanya memang menjadi tempat wisata. Buaya tersebut tidak hanya terlihat di sungai Palu, namun kadang muncul di laut sekitar muara sungai.
September 2018 gempa, tsunami dan liquafaksi menghancurkan Kota Palu. Kepedihannya masih terasa hingga kita buat kami. Kehilangan teman dan sanak family menyisakan trauma yang membekas.
Sekeping ceritanya di sini: Tugu Perdamaian Palu, Simbol Rekonsiliasi Sekaligus Tempat Evakuasi Tsunami
Sesudah kejadian tersebut, berita tentang buaya berkalung ban sempat tidak terdengar. Enam bulan kemudian, pada Maret 2019 masyarakat Palu kembali heboh dengan kemunculan lagi buaya tersebut.
Kenangan di Sungai Palu
Sungai Palu membelah Kota Palu menjadi bagian timur dan barat. Pada bagian timur merupakan pusat perkantoran seperti Kantor Gubernur, DPRD Sulawesi Tengah dan Korem 172/Tadulako Palu.
Bagian barat merupakan sentra pertokoan. Memanjang mulai dari Jembatan Palu 1 hingga terus ke barat. Di sini pula berdiri Palu Plaza yang dulunya merupakan Stadion Nokilalaki.
Pada masa kecil saya, jembatan penghubung antara Palu Timur dan Palu Barat baru ada satu saja. Sekarang sudah ada empat jembatan dan yang paling terkenal adalah Jembatan Ponulele yang terletak di muara Sungai Palu.
Keindahan Jembatan Ponulele di muara Sungai Palu. Foto: https://www.indonesia-tourism.com/central-sulawesi/ponulele_bridge.html |
Jembatan tersebut kini tinggal kenangan karena ambruk saat gempa, tsunami dan liquafaksi yang menerjang Kota Palu dan Donggala pada 2018 silam.
Jembatan Ponulele kini. Foto: https://www.tanmia.or.id/2018/11/05/jembatan-kuning-icon-kota-palu-hancur-diterjang-tsunami/ |
Saat kecil, tidak ada kekhawatiran bermain dan berenang di Sungai Palu karena tidak ada cerita tentang buaya. Apalagi buaya berkalung ban. Hehehe.
Hampir setiap sore kami selalu bermain di sana. Dan setiap itu juga kami dikejar ayah kami yang memang melarang kami mandi sungai. Ah indahnya masa itu.
Kebetulan dekat tempat biasa kami mandi terdapat sebuah lapangan bola kecil. Selepas lelah bermain bola kami pastinya langsung nyebur ke sungai.
Cerita lain:
Bahkan adik saya dan teman-temannya beberapa kali berenang menyeberang dari sisi timur ke barat, padahal Sungai Palu cukup lebar dengan arus yang sangat deras. Saya hanya berani memandang dia dari tepian yang tidak dalam.
Saya sendiri pernah hanyut terbawa arus sungai. Beruntungnya saya nyangkut di batang-batang pohon yang ada di dekat tepian. Oleh beberapa teman-teman yang usianya lebih besar, saya kemudian ditarik oleh mereka.
Tetapi kejadian hanyut di sungai ini tidak membuat saya ngeri untuk mandi di sungai lagi . Besoknya ya tetap berenang lagi dan kemudian dikejar ayah lagi 😁.
Kenangan yang tidak terlupakan tentunya.
Kenangan yang tidak terlupakan tentunya.
Pada 2017, setahun sebelum kejadian gempa saya sempat mencari tempat bermain saat kecil ini. Lapangan bola mininya sudah tidak ada, namun tepian sungai masih tetap digunakan oleh masyarakat setempat.
Saat itu juga saya mencari rumah teman SD saya yang sejak kami lulus SD puluhan tahun sebelumnya tidak pernah bertemu lagi. Rumahnya memang di tepian Sungai Palu dekat tempat kami biasa mandi.
Berbekal sisa-sisa ingatan arah rumahnya dan bertanya-tanya pada warga di sekitarnya akhirnya saya masih bisa menemukan rumah teman SD saya, atau tepatnya rumah orang tuanya
Saat mengetuk rumah, yang membukakan pintu seorang anak gadis yang berusia sekitar 10-11 tahun. Saya menduga gadis kecil itu pastilah anak teman saya tersebut.
Saya menyampaikan bahwa saya mencari teman SD saya, kalo tidak salah ini rumahnya dulu. Anak itu langsung berteriak memanggil kakeknya.
Tak lama kakek gadis kecil tersebut mempersilahkan saya duduk dan menanyakan saya siapa. Kakek gadis kecil tersebut kemudian membenarkan bahwa itu adalah rumah teman SD saya dan ia adalah ayahnya.
Ia kemudian memberitahu jika anaknya yang teman SD saya tersebut sudah meninggal setahun yang lalu karena sakit. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga khusnul khotimah sobatku.
Almarhum kata ayahnya bekerja sebagai PNS di pemda dan belum sempat menikah. Ia sibuk menyekolahkan adik-adiknya.
Almarhum kata ayahnya bekerja sebagai PNS di pemda dan belum sempat menikah. Ia sibuk menyekolahkan adik-adiknya.
Misi ke tepian Sungai Palu pada 2017 itu justru menemukan berita sedih. Pada 2018 bencana alam yang juga membawa kisah pilu.
Mari bangkit saudara-saudaraku.
jembatannya keren banget ya
BalasHapusTapi sudah tidak ada bu, tersisa puing-puing
HapusPernah hanyut juga ya ternyata mas nya.
BalasHapusItu buaya berkalung ban gimana kabarnya
Alhamdulillah masih selamat meski hanyut.
HapusBuayanya masih diburu Mangs
beraninya adik mas berenang... dengan derasnya.. dengan buayanya... agaknya kalau si Crocodile Hunter Steve Irwin masih hidup lagi pasti dia kan datang ke sini untuk berbuburu buaya ;-)
BalasHapusAdik saya emng lebih tangguh Cik.
HapusBisa jadi Cik, berita buaya ini viral pada para aktivis pecinta binatang.
kasian buayanya kena sampah manusia ya....
BalasHapusBetul mas... diduga buayanya udah makin tercekik oleh ban tsb karena badannya makin membesar
Hapuskalo gak segera di tolong bahaya,,badanya makin lama makin besar tapi banya kan tetep segitu hadehhh
HapusKenangan masa kecil mah sellau membekas ya mas. Apalagi masa-masa main bareng temen. Lari-lari, mandi di sungai, nyolong buah, wkwkwkwk
BalasHapusIndahnya masa kecil.
haha betul mas. nyolong buah trs ketahuan empunya duh malunya...
HapusLoh kasian yah Bang, kirain perempuan berkalung sorban aja yang ada kini buaya berkalung ban :(
BalasHapusiya mba, kasian katanya buayanya makin tercekik
Hapussaat ada hewan buas yg mulai menampakkan keberadaan nya berarti habitat mereka terganggu, betul ga bang?
BalasHapusiya mas setuju
HapusWahhh, jangan-jangan karena bencana itu ya Buaya sampai sering muncul.. Trus gimanakabarnya buaya berkalung ban itu sekarang, Bang?
BalasHapussampe hari ke-4 belum dapat Bang
HapusSaya juga baca berita tentang buaya berkalung tersebut.
BalasHapusSedih banget kisah kali ini, turut berduka cita.
Makasih mb Evi.. gmn kabar di US sana?
HapusTernyata kampung bang day terdampak gempa beberapa tahun silam ya, jembatannya sampai rusak parah juga, hiks
BalasHapusWah wah masuk liputan nat geo juga si buaya, channel favorit saya itu hehe
Ini mirip film lake placid bang buayanya
Gede banget
Ngerih euy
Iya mba... Alhamdulillah keluarga saya bisa selamat jiwanya. Masih banyak yang tidak seberuntung keluarga saya.
HapusBuaya 4 m ya besar.. bisa nelen sapi. Kalo cmn orang mah lewat
turut bersedih bang dengan temenya yang sudah tidak ada, gw tau rasanya...
BalasHapusMakasih mas Hanif atas empatinya
Hapusngeri kalo ketemu buaya, tp kasihan jg ya kalo ban itu gak dilepas..
BalasHapusIya mas... makanya aktivis pencinta hewan pada rame
HapusKasihan ya buaya, pakaya apa gak mau bantuin lepas itu? Hehehe. Yang pasti ini ulah manusia membuang sampah sembarangan
BalasHapusInfo dari berita kemungkinan buayanya semakin susah bernafas karena makin tercekik
HapusWaduhhh sudah tidak ada lagi mungkin kalo saat ini..
HapusKasihan tuh biayanya bang. Apakah sampai Sekaran tuh buaya masih ada dan masih pakai kalung ban bang.
BalasHapusSampai jembatannya luluh lantah gitu yaa..😊
Barusan ngecek berita onlen masih belum ketangkap buayanya
Hapusyg mau ditangkap kayanya santuy2 aja :D
Hapussaya malah fokus sama cerita masa kecilnya bang day, kedengaran seru banget bisa bebas bermain di sungai. trus jadi sedih karena bencana di palu dan temennya yang meninggal.
BalasHapusah, semoga temenya khusnul khotimah dan si buaya bisa segera lepasin kalaungnya ya. kasihan juga kalau nggak ada yang berhasil ngelepasin itu kaluang ban.
Kasian buaya nya.walau jujur, buaya salah satu binatang yang membuat saya takut. kebayang aja, buaya yang bisa menelan manusia. di Kalimantan banyak ceritanya :)
BalasHapussemoga kedepannya bisa dibangun lagi jembatan kayak gt. Jembatan sungguh selalu memperindahs ebuah kota dan jadi ciri khas yak
Palu. Kota trmen saya sekarang tinggal bang.. katanya seru cuma aga gersang ya bang
BalasHapuskalau aku hayut gitu dan tersangkut di ranting pohon, udah nangis teriak2lah. wkwkwk
BalasHapusbtw ngeri bgt sih buaya bannya.. semoga temannya khsunul khatimah ya, Bang
Ternyata buaya berkalung ban itu sudah ada sejak 2016 lalu ya, Bang? Aku kira baru-baru ini, karena memang baru tahu beritanya beberapa hari yang lalu. Tapi kasihan juga sih, si buaya pasti tambah lama tambah tercekik. Kan bannya tetep segitu, tapi tubuh buayanya tambah besar. Di lain sisi rasanya serem juga, Bang. Mengingat si buaya itu ada di sungai yang biasa dipake main anak-anak. Apalagi ternyata yang di dalam sungai itu buayanya gak cuma satu.😱
BalasHapusSaya sempat lihat berita buaya berkalung ban ini, sampai org dari ostrali datang buat menyelamatkannya. Eh ternyata baru tahu kalau buaya ini udah terlihat sejak lama.
BalasHapusBtw, terkadang perjalanan mencari teman nostalgia kala kecil dulu memang menyenangkan. Ingatan jadi terbawa ke masa lampau
Wahhhh semoga temen sobatnya bisa bahagia disana, jadi kangen temen SD dulu..
BalasHapusending tulisannya sedih kali bang ._.
BalasHapusSaya kecilnya juga suka berenang di kali.
BalasHapusSampai terbawa derasnya arus sungai, Untung saja bisa berpegangan ranting pohon yang ada dipinggir sungai
Wah kalau banyak buaya, ngeri juga ya.
nah, ini beritanya lagi viral banget ya bang day. semoga buayanya bisa segera diselamatkan.
BalasHapusbaru tau ternyata lokasi buaya yang viral itu ada di kampung halaman bang day..
Saya kira asal dari daerah lombok, ternyata Palu, hehehe. Jembatannya indah banget, semoga nanti jembatan yang indah itu dibangun lagi.
BalasHapusSemoga teman bang Day, tenang dan menemukan tempat terbaik di sisi Allah.
Saya ketika membaca judul konten ini langsung teringat film Perempuan Berkalung Sorban. Tapi tentu saja perempuan tidak bisa disamakan dengan buay 😂
BalasHapusBtw, gimana ceritanya buaya itu bisa berkalung ban?
Kepada masyarakat Palu dan Donggala yang masih berjuang melawan trauma setelah musibah beberapa tahun yang lalu, semoga diberikan yang terbaik oleh Tuhan 😇
Oh Bang Day itu orang palu ya. Aku sangka masih orang sumatra. Ngomong-ngomong Bang gimana ceritanya kok buaya itu bisa berkalung ban gtu? Jadi kepo aku hahaha. Serem ya buaya itu. Itu salah satu binatang yang bkin aku takut. Lihat gambarnya aja aku udah takut bang hihihi
BalasHapusSaya jadi keinget judul film... Buaya berkalung sorban.. Eeh berkalung ban yaa... Gmn apa orang Australia itu blom berhasil ya nangkapa si buaya itu? Ga mudah ternyata, udh pake ban aja msh bisa kabur, turut berduka atas kehilangan sobatnya,, sy juga inget gempa Palu wktu itu gak kerasa udah 2 thn yaa
BalasHapusKirain sudah tertangkap karena bisa terfoto. Trus, dari mana ya, asalnya?
BalasHapusSaya jadi kasian sama buaya yang kesangkut ban, mari kita berhenti membuang rongsokan dan sampah plastik ke sungai agar hewan-hewan di air gak jadi korban.
BalasHapusTurut berdukacita juga kang, gempa palu memang menyisakan duka bagi para korban dan juga keluarganya.
BalasHapusEh, jadi buaya berkalung ban itu sampai sekarang belum tertangkap ya? Ngeri juga ya.😱
Wih jadi teringat kenangan masa kecil nih. Apalagi kalau lewat sore, pasti kena marah XD
BalasHapusSemoga Palu bangkit kembali ya mas..
Bang, itu berenang di sungainya pas usia berapa? jangan berenang sembarangan ih bang!
BalasHapusKasian ikan-ikan bisa hamil, buaya juga, *eh hahahahahahaha.
Btw, jadi sebenarnya buaya-buaya itu baru sekarang aja banyaknya? saya sering liat di TV dan beberapa video kalau di sana itu banyak banget buaya, dan masyarakat udah kayak terbiasa gitu ama buaya-buaya :)
Saya tonton nih perihal buaya berkalung ban ini di tivi, ternyata tempat kelahiran mas yah si Buaya berada. :) kalau ngak ditangkap ntar beranak gimana...?
BalasHapusUdah banyak Kang di sana, dan orang-orang di sana malah mengkeramatkan tuh buaya.
HapusSerem sih ya liatnya, karena biar gimanapun buaya itu termasuk hewan buas
Kok saya malah kasihan dengan buayanya ya. Berkalung ban kan membuat dia tidak bebas bergerak juga. Btw, masa kecil berenang di sungai seru kali ya. Saya nggak pernah tinggal di dekat sungai, jadi nggak pernah belajar renang sampai usia 30-an.
BalasHapusKampung halaman selalu banyak kenangan. Ikut berduka atas meninggalnya teman bang Day. Jadi ingat anak-anak desa dekat sungai. Tanpa les renangpun mereka pandai berenang. Pasti seru berenang bareng teman-teman.
BalasHapuswaduhhh buayaaa itu bayangan paling menakutkan kalau saya menginjak sungai saat ini. Padahal dulu sewaktu masih TK saya suka mandi di sungai bersama kawan-kawan hehe
BalasHapusJadi gimana ceritanya sih Bang, kok bisa si buaya berkalung ban? Kasian ya semakin besar kan semakin tercekik
BalasHapusNgeliat buaya jadi teringat buaya-buaya darat yang saya kenal wkwkk
BalasHapusOiya nih, duh udah beberapa tahun yang lalu yah semenjak bencana yg pernah melanda palu. Hem jembatan yang pernah hits pada jamannya :)
Ya ampun ngakak, jangan-jangan itu mantan buaya darat yang dikutuk jadi buaya berkalung sorban eh ban :D
HapusUntuuung, bisa dapat pegangan diantara kayu .. , kalo ngga .., bisa hanyut sampai laut, baang.
BalasHapusLainkali ngga usah main-main di kali besarlah, cukup di kali kecil.
Itu buaya kok bisa pakai kalung ban, gimana cerita awalnya, ya 🤔 ?.
Pengin modis kayaknya tuh buaya hi hi hi 😄
Jadi, buaya tu masih ada di sungai ye. Seram tu. Alfatihah buat mereka yang telah pergi dalam bencana tsunami.
BalasHapusIni yang sempat viral 2 bulan yg lalu ya..
BalasHapusOnde mande.... ngeri kali ini...
BalasHapusdi TV sempet heboh yo bang...
Jadi inget dulu (pasca tsunami) suka ke Pantai Talise, terkadang bertemu dengan buaya.
BalasHapus