Jejakbede.online - Akhirnya kesampaian juga bisa menjajal Jenjang Saribu di Bukittinggi sekaligus menikmati keindahan Ngarai Sianok.
Dulunya memang saat masih belum dibuat permanen kata masyarakat setempat jumlah anak tangganya mencapai seribuan.
Setelah dibuat dengan rapi berbahan tembok semen jumlah anak tangga pada salah satu destinasi wisata di Bukittinggi ini hanya sekitar 360an anak tangga saja.
Jenjang Saribu Bukittinggi BUKAN "The Great Wall" Koto Gadang
Salah satu motivasi saya mengunjungi wisata "seribu tangga" ini agar saya membuat blog tentangnya memperbaiki misinformasi keberadaannya.
Beberapa situs besar dan juga blog-blog traveling banyak menganggap Jenjang Saribu sama dengan The Great Wall atau Janjang Koto Gadang.
Salah satu informasi yang salah tentang Jenjang Saribu di internet. |
Bahkan jika mencari lokasi Jenjang Saribu pada google map, kita akan diarahkan pada lokasi The Great Wall Koto Gadang.
Baca juga:
Padahal Jenjang Saribu dan The Great Wall Koto Gadang adalah dua objek wisata yang berbeda. Letaknya pun berseberangan.
Jenjang Saribu berada pada Bukit Apit Kota Bukittinggi. Adapun The Great Wall berada pada Nagari Koto Gadang Kabupaten Agam.
Keduanya memang berada pada sisi lembah dari Ngarai Sianok.
Memang sih salah satu kesulitan blog traveling jika kita menulis tentang suatu tempat yang kita sama sekali belum pernah pergi ke sana.
Potensi kesalahan mengutip pada sumber acuan bisa menyebabkan kesalahan pengambilan kesimpulan yang tentunya akan menjadi informasi yang keliru.
Keindahan Ngarai Sianok dari Puncak Jenjang Saribu
Sebelum kita membahas tentang Jenjang Saribu Bukittinggi itu sendiri, yuk kita sama-sama membayangkan keindahan panorama Ngarai Sianok.
Hamparan sawah di Ngarai Sianok Bukittinggi Foto: https://www.liontivi.com/ |
Ngarai artinya lembah dalam bahasa Minang. Ngarai Sianok merupakan lembah yang membentang dengan lebar sekitar 200 meter dan dengan panjang mencapai 15 kilometer.
Menurut Kaldera News, terbentuknya Ngarai Sianok merupakan proses geologi puluhan ribu tahun lalu akibat letusan gunung berapi purba. Hasil letusan memuntahkan lapisan yang menyuburkan wilayah sepanjang lembah ini.
Taman panorama di Lobang Jepang khusus untuk menikmati keindahan Ngarai Sianok |
Ngarai Sianok kemudian berkembang menjadi destinasi andalan di Sumatera Barat karena keindahan pahatan alam dan juga karena kesejukan udaranya.
Di sinilah Jenjang Saribu dan juga The Great Wall atau Janjang Koto Gadang bermuara. Jenjang Saribu berada pada sisi barat di arah utara dan Janjang Koto Gadang pada sisi timur di arah selatan.
Banyak spot-spot wisata dan kafe bermunculan di sepanjang alur Ngarai Sianok ini. Khususnya yang dekat Bukittinggi
Pada bagian dasar Ngarai, terdapat aliran sungai yang dangkal namun deras. Kita dapat menjajal sensasi mobil off road yang mengarungi aliran sungai di Ngarai Sianok.
Jenjang Saribu Bukittinggi
Jenjang Saribu terletah di Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukittinggi. Jaraknya sekitar dua kilometer dari Jam Gadang.
Jam Gadang sendiri adalah maskot Kota Bukittinggi yang sangat terkenal. Ini pun banyak yang salah mengira, mengganggap letaknya di Kota Padang.
Ceritanya di sini:
Panjang janjang ini menurut hitungan kasar mengacu pada google earth sekitar 150an meter dengan bagian landai pada ujung bawah.
Adapun tangga yang curam dan terjal berada pada bagian puncak Jenjang Saribu Bukittinggi ini.
Tangga dengan ratusan anak tangganya ini dulunya adalah akses masyarakat Bukit Apit Bukittinggi yang berada di bagian atas Ngarai Sianok untuk mengambil air ke sungai di dasar Ngarai ketika musim kemarau.
Pada saat itu sumur-sumur sumber air warga Bukit Apit menjadi kering. Pilihannya ya mengambil air ke bawah di sungai yang ada di dasar Ngarai Sianok.
Dapat dibayangkan perjuangan warga Bukit Apit kala itu untuk mendapatkan air bersih.
Puncak Jenjang Saribu
Ada dua pilihan untuk menikmati pesona Jenjang Saribu Bukittinggi ini. Pertama kita bisa dari arah atas atau puncak Jenjang Saribu di Bukit Apit tersebut.
Yang kedua dari arah berlawanan yaitu dari bagian ujung bawahnya di dasar Ngarai Sianok.
Jika dari arah puncak kita akan menuruni tangga menuju dasarnya di Ngarai Sianok. Tantangannya tentunya jika kita harus kembali ke atas, kita harus melewati mendaki tangga yang terjal dan sempit.
Persiapan fisik baiknya dipertimbangkan ya.
Sebelum sampai bagian puncak Jenjang Saribu, kita akan menemukan gerbang masuk di tepi jalan Bukit Api Puhun, dekat Masjid Baiturrahman Bukit Apit.
Gerbang menuju puncak Jenjang Saribu dekat Masjid Baiturrahman Bukti Apit. Gambar: Google Maps |
Dari gerbang ini kita perlu berjalan sekitar 300an meter melalui jalan selebar sekitar satu meter menuju bagian puncak janjang tersebut.
Akses masuk pada bagian puncak |
Bagian puncak dari Jenjang Saribu dengan ketinggian sekitar 908 meter di atas permukaan laut. Sayangnya tempat ini kurang terawat.
Beberapa bagian sudah rusak dan terlihat coretan vandalisme yang memberi kesan kumuh dan kotor. Satu-satunya yang menarik adalah pemandangan ke arah Ngarai Sianok.
Beda tinggi antar puncak ini dengan bagian ujung bawah Jenjang Saribu di dasar Ngarai sekitar 80-90 meter. Ini yang kemudian dihubungkan dengan anak tangga yang terjal dan sempit di bagian puncak.
Bagian awal puncak Jenjang Saribu |
Anak tangga yang sempit dan curam dari arah puncak |
Setelah melalui bagian yang sempit ini, tangga kemudian akan berbelok tajam ke arah kiri. Di sini pemandangan cukup menarik juga, karena mengarah ke Ngarai Sianok.
Ujung celah yang sempit |
Di sini sudah terasa lega karena sudah berada di tempat sedikit terbuka meski masih cukup curam. Lebar tangga masih sama dengan pada bagian puncak.
Bagian Tengah Jenjang Saribu
Bagian tengah wisata seribu tangga Bukittinggi ini sudah tidak securam dengan bagian puncak. Juga sudah berada di tempat sedikit terbuka karena tidak diapit lagi oleh dinding tebing.
Karena menggunakan masker jadinya baru setengah jalan dah ngos-ngosan |
Karena banyak pohon, pada bagian tengah ini banyak monyet-monyet yang bergantungan di ranting-ranting pohon tersebut.
Baik hati-hati dan tetap tenang ya jika bertemu gerombolan monyet yang bermain-main di ranting-ranting pohon di kiri-kanan alur tangga seribu ini.
Bagian tengah "tangga seribu" dari arah bawah |
Sangat disayangkan pula banyak bagian tangga yang rusak. Bahkan lampu penerang yang ada pada setiap tiga anak tangga sudah habis dicopot oleh tangan-tangan jahil.
Bagian Dasar Jenjang Saribu
Letaknya ya di dasar Ngarai Sianok. Ini bisa menjadi pilihan kedua jika ingin ke Jenjang Saribu. Kita akan berjalan naik menyusuri tangga ke arah puncak.
Papan informasi di bagian bawah dekat Ngarai Sianok yang menjelaskan tentang fungsi dan keberadaan Jenjang Saribu ini |
Jika kita ingin menjajal Jenjang Saribu dari bagian bawah, maka kita masuk ke kawasan Ngarai Sianok dulu, bukan ke arah Bukit Apit di puncaknya.
Saat tiba di Ngarai, sebelum jembatan kita belok ke kanan dan terus saja mengikuti jalan yang ada. Untuk mobil hanya bisa sampai di parkiran dekat Kafe Gauang. Selanjutnya kita berjalan kaki sekitar 500 meter.
Kalau kita naik sepeda motor, kita bisa terus sampai ke ujung bawah Janjang Saribu ini mengikut jalan di sisi kanan Ngarai Sianok.
Jalan setapak di tepian sungai Ngarai Sianok menuju dasar Janjang Saribu. |
Sebelum benar sampai pada bagian ujung bawah Jenjang Saribu ini, kita akan melewati sebuah area dengan tulisan besar Janjang Saribu.
Sayangnya lagi-lagi kondisinya udah rusak. Padahal cukup menarik untuk menjadi latar belakang swafoto kita.
Spot foto di tepi ngarai dekat ujung bawah Jenjang Saribu |
Nah, dari area spot foto ini sekitar 50 meter lagi kita sampai ujung Jenjang Saribu yang berakhir di tepian Ngarai Sianok.
Terdapat sebuah saung yang berfungsi sebagai mushola di dekat papan informasi tentang destinasi wisata berbentuk tangga ini.
Mushola di ujung bawah Jenjang Saribu di tepian Ngarai Sianok |
Bagian tangga di ujung bawah Jenjang Saribu cukup landai sampai kira-kira 50an meter menuju bagian tengah. Selain landai, jalurnya cukup lebar dibanding pada bagian puncak janjang ini.
Bagian ujung bawah Jenjang Saribu yang cukup landai |
Pada ujung yang landai ini terdapat sebuah saung dengan atap yang berciri khas bangunan Minang, di sisi kiri.
Setelahnya kemudian tangga mulai menanjak lebih curam menuju bagian tengah wisata seribu tangga ini.
Ujung bagian tangga yang landai |
Tangga mulai menanjak |
Setelah berbelok ke kiri, tangga akan bertemu dengan bagian tengah Janjang Saribu seperti pada foto di uraian bagian tengah Jenjang Saribu di atas.
Tiket Masuk Jenjang Saribu
Tiket masuk ke destinasi wisata Jenjang Saribu ini gratis, tidak dikenakan biaya. Kita hanya perlu membayar parkir saja.
Baik di bagian puncak atau di bagian ujung bawah janjang ini, tarif parkir Rp5.000 ut mobil dan Rp2.000 untuk sepeda motor.
Murah meriah bukan. Namun kita sudah dapat menikmati keindahan alam Ngarai Sianok dan berwisata sambil berolahraga dengan menuruni atau sebaliknya menaiki tangga yang cukup menguras energi.
Berani mencoba?
BalasHapusJejang Saribu dan Ngarai Sianok.
Pernah sekali sih kesana bang tapi itu dulu...Mungkin banyak perubahan kali yaa sekarang ini.😊😊
Namun untuk tiket masuknya masih relatif murah kok..
Jenjang Seribu...Tetapi ndak sampai Seribu..🤣🤣
Saya yakin Bang Sat pasti punya mantan di sini nih :)
HapusYa sekarang lebih padat bang
Dua kali ini sudah aku lihat detil foto-foto kerennya view Ngarai Sianok.
BalasHapusPertama, dari adiknya mamaku dan keluarganya liburan kesana.
Yang kedua ya di postnya BD ini ...
Sementara aku, howaaaa ... cuma baru bisa mantengin fotonya *sedih :(
Eh, tapi aku dioleh-olehin sama adiknya mama berupa souvenir cantik miniatur tugu titik nol dari bahan silver, loh ... [Siapa juga yang nanya, hahhahhayy ��]
Ayo main ke sini mas Hima :)
Hapusklo tugunya masih sekitar 60 km dari ngarai sini
Sungguh luar biasa indahnya
BalasHapusMemang seh, google map jangan jadi acuan utama, kadang ya itu, masih ada salahnya.
Tak kebayang betapa lelahnya, ambil air seperti itu ya
Saya yang kedalaman sumur, 12 meter saja sudah terasa capek nimbanya.
Alapagi itu, harus naik dan turun tangga
Betul mas, banyak misinformasi soal tag lokasi pada google map. Jadi masih perlu nanya2 ke orang juga.
Hapusnaik turun tangga tingginya 80 meter pula ya
kalau yang dari dulu aku dengar sih, ya soal ngarai sianok. baru paham soal jenjang saribu dan great wall. kebayang deh, itu naiknya capek banget.
BalasHapusNgarai Sianok emg destinasi alami yang terkenal sejak awal. Kalo jenjang Saribu karena dipugar oleh pemerintah
Hapusnampaknya Instagramable sekali, orang yang datang kesana pasti ga bakal nyesel.
BalasHapuscocok buat yang suka traveling, dan holiday nih
sekarng udah kurang kinclong bang. Mudah2n pemerintah setempat mau mempercantik lagi
HapusUlasan yang sangat lengkap tentang destinasi wisata di Bukittinggi. Melihat tangganya yang cukup ekstrem dan menantang, tentunya ini cocok bagi mereka yang suka berpetualang atau mendaki gunung
BalasHapusBerani banget. Ingin mencoba malah!
BalasHapusSayang banget ya coretan vandalisme nya bikin jelek.
Trims buat info wisatanya mas ^^
pemandangannya bagus banget ya mas, padahal ini ga sengaja dibuat ya, karna hasil letusan gunung berapi.
BalasHapusNgliat anak tangga yg sempit dan curam gitu kayaknya aku udah nyerah deh mas, cape banget pasti naiknya, apalagi kalau gendong bocah juga hahaha
Hebat nih Bang, pake masker, naik tangga tinggi plus gendong anak, suerrr keceh, hahaha.
BalasHapusKalau paksu saya dijamin nggak kuat, justru mamak ini yang kuat gendong :D
Ini mah namanya bersusah-susah dahulu, menikmati pemandangan indah kemudian :D
Ngarai Sianok aku prnh liat dari wilayah lobang Jepang. Tapi blm prnh turun ke bawah mas. Malah baru tau bisa turun hahahahaha.
BalasHapusDuuuuh ini memang cantiiiik tempatnya. Aku kan paling suka tempat2 bersejarah kayak lobang Jepang , makanya tiap ke Bukittinggi pasti mampir. Tapi next nya kalo kesana aku bakal ke jenjang Saribu nya lah. Menarik tuh. Walopun hrs olahraga yaaa lwt tangga :D
rugonyaaaa saya tak singgah di sini dulu. tapi akan daya. cuaca pun kurang baik masa tu. harapnya lepas pandemik berakhir saya dapat datang lagi ke sini...
BalasHapusJanjang Saribu dan The Great Wall Koto Gadang adalah dua objek wisata yang berbeda, satu di Bukittinggi satu di Kab. Agam, noted!
BalasHapusItulah makanya kalau berencana pergi ke suatu tempat aku lebih pilih baca artikel dari blog personal bukan blog traveling abal-abal yang copas-an, belum pernah datang ke tempat itu sudah nulis ituuh huhu..ternyata infonya palsuu
Mending baca blog jejakbede gini , lebih akurat pasti
Dan aku jadi nyesel ga bisa lama-lama di Bukittinggi
Pertama ke Sumbar dipandu teman yang asli Payakumbuh, jadi 3 hari lama di sana, ga ke Bukittinggi.
Kedua ke Sumbar, eh harusnya 3 hari jadi cuma 2 hari di Bukittinggi, itupun sampainya malam dan luas pagi dah jalan lagi..duh malah tjurhat