GfG9TpY5BSMpGSA7GUY0BSMoBY==

Slider

Penjajah yang Tak Ingin Dijajah: Belanda dan Sejarah Kelamnya

Ratu Wilhelmina melarikan diri ke Inggris saat invasi Jerman ke Belanda tahun 1940. Beberapa orang mengkritik ratu dan menyebutnya pengecut
Sumber: https://www.annefrank.org/en/timeline/208/queen-wilhelmina-escapes-to-england/

Jejakbede.online - Penjajah yang tak ingin dijajah: Belanda dan Sejarah Kelamnya

Siapa yang tak kenal Belanda? Negara kecil di Eropa ini pernah menjadi salah satu kekuatan besar penjajah di dunia.

Indonesia adalah salah satu negara yang merasakan kerasnya penjajahan Belanda selama ratusan tahun. 

Namun, tahukah kamu bahwa Belanda sendiri pernah merasakan bagaimana rasanya dijajah oleh negara lain?

Belanda Menjajah Indonesia

Sejak abad ke-16, Belanda dengan gigih memperluas wilayah kekuasaannya hingga sampai ke Nusantara. VOC, perusahaan dagang Belanda, menjadi alat utama dalam menjajah Indonesia.

Lewat VOC inilah, Belanda berhasil menguasai wilayah yang kaya akan rempah-rempah ini. Penjajahan Belanda berlangsung hingga lebih dari tiga abad, meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah Indonesia.


Ketika Belanda Dijajah

Nasib rupanya berputar. Pada awal abad ke-19, Belanda harus merasakan bagaimana pahitnya dijajah. Ketika itu, Eropa sedang dalam gejolak perang yang dipicu oleh ambisi Napoleon Bonaparte dari Perancis.

Pada tahun 1795, pasukan Napoleon berhasil menduduki Belanda. Bahkan, Belanda sempat diubah menjadi negara boneka yang dikenal sebagai Republik Batavia, kemudian menjadi Kerajaan Hollandia di bawah kendali langsung Napoleon.

Tidak berhenti di situ, setelah kekalahan Napoleon, Belanda kembali mengalami pendudukan, kali ini oleh Jerman selama Perang Dunia II. 

Pada tahun 1940, pasukan Nazi Jerman menyerbu Belanda dan menduduki negara tersebut. Ratu Wilhelmina, ratu Belanda saat itu, terpaksa mengungsi ke Inggris bersama keluarga kerajaan.


Ratu dalam Pengungsian

Dari tempat pengungsiannya di Inggris, Ratu Wilhelmina tidak tinggal diam. Ia terus berupaya memobilisasi dukungan internasional untuk membebaskan Belanda dari cengkraman Nazi. 

Dalam berbagai siaran radio, ia meminta bantuan kepada sekutu untuk mengusir penjajah dari tanah airnya. 

Namun, ironisnya, di tengah perjuangannya untuk mendapatkan kembali kedaulatan Belanda, Ratu Wilhelmina tidak menunjukkan niat yang sama terhadap Indonesia. 

Meskipun Indonesia terus berjuang untuk meraih kemerdekaannya, Belanda masih berusaha keras mempertahankan kendali atas wilayah ini. 

Bahkan setelah Perang Dunia II berakhir dan berbagai negara mulai merdeka, Belanda masih enggan melepaskan Indonesia.


Sebuah Paradoks

Kisah ini menggambarkan sebuah paradoks dalam sejarah kolonial. Belanda yang pernah dijajah dan merasakan penderitaan dari penjajahan, tetap bersikeras mempertahankan penjajahannya di Indonesia. 

Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa perjuangan kemerdekaan Indonesia memerlukan waktu dan pengorbanan yang besar. Meski dunia mengakui kemerdekaan Indonesi pada 1945, baru pada tahun 1949, setelah perjuangan yang panjang dan melelahkan, Indonesia akhirnya diakui merdeka oleh Belanda.

Sejarah memang penuh dengan ironi. Belanda yang pernah menjadi penjajah akhirnya merasakan sendiri pahitnya dijajah. 

Namun, dari kisah ini kita belajar bahwa perjuangan untuk kebebasan dan kemerdekaan selalu layak untuk diperjuangkan, baik oleh negara besar maupun kecil.

Dengan memahami sejarah ini, kita bisa lebih menghargai kemerdekaan yang kita nikmati hari ini dan menghormati perjuangan mereka yang telah mendahului kita.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu tentang sejarah yang sering kali penuh dengan ironi dan pelajaran berharga.


Referensi
  • Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia since c. 1300. Stanford: Stanford University Press.
  • Vickers, Adrian. (2005). A History of Modern Indonesia. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Willems, Wim. (2001). "Verloren Band" (The Lost Link). The Netherlands and Indonesia, 1945-1962. Amsterdam: Het Spinhuis.

34Komentar

  1. Iya juga sih.,mereka sibuk kepingin mendapatkan kedaulatan kembali tapi gak berlaku pada negara kita, licik dan aneh pan... mungkin karena negara kita kaya akan hasil buminya jadi mereka serakah ,rugi kalau gak dapet apa-apa .

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, negara mereka bisa maju krn ngerampok kita ya

      Hapus
  2. Wah Belanda juga pernah dijajah juga gimana tuh perasaan mereka, kayak rakyat Indonesia yang sangat menderita juga nggak ya.Yang jelas ratu-nya jg ngungsi sih,Buat kita pelajarannya juga : jangan sia2kan perjuangan para pejuang2 bangsa, mengisi kemerdekaan dengan hal2 baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang jelas saat itu Ratunya dibuli juga mba, dianggap pengecut. Hehe

      Hapus
  3. artikel yang pas menuju peringatan kemerdekaan RI 17 Agustus iya Bang Day...
    aku baru tahu luas Belanda di Eropa termasuknya kecil ya...tapi punya power huhu...Dan untuk menghentikan penjajahan bagi pahlawan dibutuhkan waktu ga sebentar. Semoga kasa para pahlawan bisa kita teruskan dengan mengisi kemerdekaaan ini dengan hal hal positif dan bisa turut membangun negara lebih baik lagi, minimal sebagai insan dalam lungkup pribadi yang lebih kecil lagi, berusaha menjadi Warga Negara yang baik ya Bang hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener keci mb, gak sampe seluas Jawa Barat kayaknya. Duh mb Nita bener2 nasionalis nih

      Hapus
  4. apa yang saya faham kan... sebab queen juliana naik takhta, baru dia beri kemerdekaan kepada indonesia. andaikata ibunya masih berkuasa, saya tak rasa dia akan beri kemerdekaan. dia akan 'takluk' selama yang boleh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam sejarah kami, tidak pernah Belanda memberi kemerdekaan Cik. Adanya cuma janji2 pemanis saja

      Hapus
    2. maknanya sampai sekarang tiada document rasmi kemerdekaan untuk RI?

      Hapus
  5. BTW selamat menyambut kemerdekaan buat RI🇮🇩

    BalasHapus
  6. Indonesia meraih kemerdekaan memang tidak mudah. Sewajarnya kita menjaga dengan selalu ingat bagaimana para pahlawan mati2an berjuang melawan penjajah utk lepas dari kondisi begitu. Krn kemerdekaan kita bukan hasil pemberian, tp benar2 perjuangan.

    Sayangnya di masa sekarang malah muncul lagi Orang2 yang mudah diadu domba. Kayaknya mereka lupa gimana cara penjajah dulu berhasil menguasai Indonesia 😔

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo denger cerita2 dari nenek kita gmn susahnya kehidupan saat itu ya. Sekarang kita malah saling sikut menjatuhkan berebut kekuasaan

      Hapus
  7. Kalau baca tulisan bang day nih.. Macam.. Penyakit psikis yang punya masalah dengan dirinya krn trauma dijajah dan belum selesai dengan dirinya, akhirnya melampiaskan kekejaman yang Belanda rasakan ke negara lain macam Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mb, masalah merasa superior, bangsa lain lebih rendah

      Hapus
  8. artikelnya bertema kemerdekaan om, sesuai dengan bulan agustus, bulan kemerdekaan Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bang, sengaja diposting saat kemerdekaan hehe

      Hapus
  9. Penjajahan Belanda atas Indonesia selama 350 tahun menurut pelajaran sejarah, sangat membuat trauma masyarakat yang riil terkena kekejiannya, termasuk anak cucu juga. Makanya, generasi muda jangan sampai melupakan jasa para pahlawan termasuk mereka yang tidak dikenal namanya, salah satunya dengan lebih mencintai produk-produk Indonesia. Merdeka!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu mb, semoga pelajaran sejarah tetap diajarkan di sekolah2 ya. Agak miris anak2 sekarang bahkan tidak tau pahlawan revolusi

      Hapus
    2. Nah, itu dia, Bang Day. Sebagian anak senang diajak berwisata sejarah ke museum, sebagian lagi tidak. Ya kembali lagi pada orangtua serta guru yang mesti pandai mengajak anak-anak supaya mengenal para pahlawan dan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia.

      Hapus
  10. Semoga kedamaian terwujud di dunia ini. Tak ada lg yg namanya perang. Tak ada lg yg dijajah dan penjajah.

    Bukankah hidup damai itu indah. Tp knp perang msh ada?
    Sedih....😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perang masih ada krn masih ada sekelompok kaum yang merampas tanah bangsa lain bang

      Hapus
  11. Sungguh sebuah ironi, padahal ada yang bilang, orang nggak akan bisa mengerti sebelum mengalami kesakitan yang sama, tapi faktanya, setelah mengalami penjajahan yang sama, mereka tidak berubah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, Mas Rudi, ironi itu memang terlihat jelas di sejarah. Pengalaman buruk kadang malah tidak membawa empati, melainkan melanggengkan siklus yang sama

      Hapus
  12. Kalau ingat VOC dulu, sebuah serikat dagang Belanda yang luar biasa, dan pas disaat mentok di Indonesia, ia benar-benar menyedot kekayaan Indonesia hingga ratus-ratus tahun. Ga kebayang, hanya sebuah kompeni dari Belanda. Yup, Bonaparte pas ngambil kekuasaan langsung invasif ke mana2, dan akhirnya, Belanda juga harus merasakan dijajah... Masih Agustus... MERDEKA!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serikat dagang yang jadi mesin eksploitasi seperti VOC memang mencerminkan kerakusan tanpa batas. Dan iya, masa penjajahan Belanda oleh Prancis membawa ironi tersendiri

      Hapus
  13. Oh pantesan Herman Willem Daendels itu orang Prancis tapi kok memerintah tanah Jawa bahkan membuat jalur Pantura dari Anyer ke Panarukan, ternyata saat itu Belanda lagi di jajah Prancis ya.

    Belanda itu sebenarnya setelah perang dunia kedua juga tak mau melepaskan Indonesia bahkan melancarkan agresi militer sebanyak dua kali.

    untungnya Amerika Serikat mengancam Belanda, kalo tidak melepaskan Indonesia maka bantuan Marshall plan akan diputus, akhirnya terjadi konferensi meja bundar dan Indonesia merdeka secara penuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Daendels adalah bukti bagaimana kekuasaan kolonial bisa saling berganti tapi tetap fokus pada eksploitasi. Agresi militer Belanda pun menunjukkan sulitnya melepaskan Indonesia. Beruntung diplomasi dan tekanan internasional waktu itu berpihak pada kemerdekaan kita

      Hapus
  14. Belanda memang unik ya
    punya kekuatan diplomasi yang kuat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Mas Djangkaru. Diplomasi Belanda memang sering kali jadi andalan mereka di masa lalu, baik untuk menjajah maupun mempertahankan pengaruh. Tapi untungnya, sejarah telah membalikkan keadaan ya

      Hapus
  15. dulu aku waktu sekolah cuman mikir, kok bisa Belanda selama itu menjajah Indonesia.
    bahkan beberapa peninggalan sejarah Indonesia ada yang dibawa ke Belanda, dan yang aku tau terakhir kali, sempet dibalikin lagi ke Indonesia
    dannn setelah semua merdeka, waktu aku masih S1 sempet kepikiran buat ambil S2 nya di belanda. Kalau jadi diinget lagi, padahal Belanda pernah jahat sama Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Refleksi yang menarik, Mbak Ainun! Meski sejarah kolonial begitu kelam, hubungan kita dengan Belanda sekarang cukup positif. Kalau S2 di sana jadi terlaksana, itu malah bisa jadi bukti bahwa bangsa kita terus maju tanpa melupakan sejara

      Hapus
  16. Pernah merasakan penjajahan tetapi mau menjajah .... begitulah ya watak aslinya. Semoga Belanda tidak akan mengulangi lagi sejarah kelam penjajahan kepada siapa pun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tepat sekali, Mbak Mugniar. Sejarah kelam penjajahan adalah pengingat agar kekuasaan tidak lagi digunakan untuk menindas. Semoga peradaban kita terus belajar menjadi lebih manusiawi ya

      Hapus

Silahkan memberi komentar sesuai isi artikel yah. Mohon maaf spam dan link aktif akan dihapus. Terima kasih sobat...👍👍👍

Artikel Meta Info

Sedang memuat...

Sedang memuat...

© Copyright - Jejak Hitam Putih | Bede
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.