Ilustrasi rumah gubuk yang pernah saya tempati bersama orang tua saya sekitar 35 tahun yang lalu Gambar gubuk dari: https://metropolitan.seruji.co.id |
Tidak ada yang terlalu istimewa bagi saya dalam meraih gelar Doktor ini, karena baru berhasil saya raih di usia menjelang 50 tahun. Pada saat yang sama anak pertama dan kedua kami juga sudah duduk di bangku kuliah.
Mungkin pencapaian ini akan terasa lebih biasa saja di mata orang lain, tetapi bagi saya, perjalanan panjang ini sarat dengan kenangan yang begitu membekas.
Kembali ke masa kecil, saya teringat kenangan di sebuah gubuk sederhana, berdiri di atas tanah dan juga berlantai tanah dan beratapkan rumbia.
Gubuk itu tidak jauh berbeda dari gambaran yang mungkin muncul di benak kita tentang rumah pedesaan tradisional. Ayah saya membangunnya sendiri, dan saya, sebagai anak laki-laki, ikut membantu semampu saya, entah itu hanya dengan memegang kayu atau papan saat harus dipaku.
Setelah pindah ke gubuk tersebut, setiap sore menjelang malam, kami sibuk mengisi lampu botol untuk penerangan. Waktu itu, listrik belum terpasang di rumah kami. Tetangga kami sih sudah pada tersambung dengan listrik.
Saya sudah SMP, sementara adik-adik saya masih SD. Kurang lebih tiga tahun lamanya kami menjalani hidup dalam kondisi tersebut. Ketika saya akhirnya melanjutkan pendidikan ke SMA, rumah kami mulai berubah menjadi semi permanen, lebih layak untuk dihuni.
Ayah saya, meskipun seorang PNS, hanya lulusan SMA dan bekerja dengan posisi yang rendah. Namun, sempat juga ia menjadi lurah di kampung kami.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, ibu saya membuka warung kecil yang menjual kue basah dan makanan seperti nasi kuning, bubur manado, dan sup jagung. Sepulang sekolah, tugas saya adalah membeli bahan-bahan untuk ibu.
Dengan sepeda BMX, saya bersepeda sejauh 3 km menuju pasar terdekat. Itu adalah rutinitas yang biasa saya jalani setiap hari.
Malam hari, karena tidak ada listrik, kami harus membuat adonan kue secara manual. Ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab saya, hampir setiap malam.
Di suatu malam yang sunyi, saya masih ingat ibu saya berkata, "Papa dan mama tidak punya apa-apa yang bisa diwariskan. Kami hanya berharap kalian bisa sekolah setinggi-tingginya. Hanya itu yang bisa membanggakan papa dan mama."
Kata-kata itu menancap dalam di hati saya. Keinginan untuk melanjutkan kuliah menjadi tekad yang kuat, meskipun kondisi ekonomi keluarga terbatas.
Saat tamat SMA, saya berhasil lolos UMPTN dan diterima di jurusan Teknik Sipil di sebuah kampus ternama di ibu kota provinsi. Pada saat yang sama, saya juga diterima di sekolah kedinasan, meski hanya untuk jenjang Diploma III.
Saya pun memilih sekolah kedinasan, karena bebas biaya kuliah dan jaminan menjadi PNS setelah lulus adalah pertimbangan yang paling masuk akal saat itu.
Cerita lengkapnya: Pengalaman pertama ke Jakarta demi masa depan kau dan si buah hati
Dalam hati saya berpikir, suatu saat nanti, ketika sudah bekerja, saya pasti akan melanjutkan kuliah.
Alhamdulillah setelah berdinas empat tahun di perantauan, saat bisa melanjutkan ke jenjang S1. Saya juga mendapatkan beasiswa untuk itu.
Pada saat itu, saya sudah menikah, dan istri serta anak pertama kami ikut pindah ke Depok untuk mendampingi saya kuliah. Di kota inilah akhirnya saya dan istri sama-sama berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana.
Katanya alumni sini di hatinya hanya ada U dan I |
Singkat cerita, beberapa tahun setelah menyelesaikan S1, saya kembali terpanggil untuk melanjutkan pendidikan. Dengan dukungan penuh dari istri, saya memberanikan diri untuk mengambil jenjang S2, meskipun situasi saat itu jauh dari kata mudah.
Dengan tanggung jawab sebagai suami dan ayah, dibutuhkan pengorbanan yang besar, baik dari segi waktu, energi, maupun finansial. Namun, keyakinan bahwa pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik membuat saya tak ragu untuk melangkah.
Tantangan semakin besar saat saya memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang S3. Usia saya saat itu mendekati 50 tahun, usia di mana banyak orang mungkin mulai berpikir untuk memperlambat ritme hidup.
Namun, bagi saya, tekad untuk terus belajar dan berkembang tetap kuat. Saya tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Tugas-tugas akademik yang menumpuk, tuntutan pekerjaan, serta tanggung jawab keluarga sering kali membuat saya merasa terjepit di antara banyak peran.
Namun, dukungan penuh dari istri saya menjadi fondasi yang menguatkan langkah saya. Anak-anak kami pun turut mendukung, meskipun mereka juga sedang sibuk dengan pendidikan mereka sendiri.
Tak hanya itu, saya merasa sangat bersyukur atas doa dan dukungan dari orang tua, mertua, dan keluarga besar. Mereka selalu ada, memberi semangat dan dorongan moral di setiap kesempatan. Semua itu menjadi energi tambahan yang membuat saya percaya bahwa semua tantangan ini bisa dilalui.
Pada akhirnya, dari sebuah rumah gubuk kayu yang sederhana, saya berhasil menembus berbagai keterbatasan.
Gubuk kayu itu mungkin melambangkan kehidupan yang serba terbatas secara materi, tetapi tidak pernah berhasil memadamkan semangat saya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Saya percaya, bahwa pendidikan adalah warisan paling berharga yang bisa saya berikan kepada generasi berikutnya.
Kini, ketika saya melihat ke belakang, saya sadar bahwa pencapaian ini bukan semata-mata hasil kerja keras saya sendiri. Ini adalah buah dari kebersamaan, dari dukungan tanpa henti dari istri, anak-anak, orang tua, mertua, dan keluarga besar.
Tak lupa juga pimpinan di tempat kerja yang telah memberikan izin dan kemudahan bagi saya
Mereka adalah bagian dari setiap langkah yang saya ambil, setiap keberhasilan yang saya raih. Tanpa mereka, mungkin perjalanan ini tidak akan pernah mencapai titik ini.
Usaha dan kerja keras gak pernah mengkhianati ya bang....walau banyak jalan berliku, sekarang bisa menikmati hasilnya.
BalasHapusAlhamdulillah jalan berliku itu merupakan penguat
HapusAlhamdulillah
BalasHapusfaktor dukung mendukung , keluarga memberikan semangat
cita-cita mudah digapai
Kadang unik juga ya, orang tua yang mungkin dianggapnya sederhana tapi justru mampu memberikan pendidikan ke anaknya yang super tinggi.
Bener bang, faktor keluarga menjadi sangat penentu
HapusMasyaAlloh, pencapaian yang luar biasa ya. Penuh dengan semangat akhirnya apa yang Bang Day impikan bisa terwujud. Cerita masa kecil dan tekad mencapai pendidikan jadi pelecut semangat. Semoga ilmunya berkah dan bermanfaat...Pendidikan bukan hanya untuk karir tapi juga untuk membentuk pola pikir...Oiya Band Day ga kelihatan umurnya dah 50 tahun hehe, awet muda banget bang day. Sehat sehat terus bang day dan keluarga. Salam
BalasHapusTerima kasih mb Nit, klo tampilan foto krn filter kali hehehe. Sukses juga ut mb Nita ya
HapusMasya Allah keren, Bang. Jangan-jangan Bang Day ini seumuran sama suami saya ya.. xixixi.. soalnya beliau juga ambil S3 pas diusia jelang 50 thn, harusnya lulus tahun ini cuma cuti dulu dia 1 tahun.
BalasHapusbisa jadi Bu, angkatan 70an hehehe
HapusBarakallah Kang..semangat dan kisahnya menjadi inspirasi smg saya bisa lanjutkan juga hingga Doktor Bismillah bisa ikuti..
BalasHapusaamiin yra, terima kash ya ya
HapusMasyaa Allah, slamat atas pencapaiannya yaa De, sukses slalu
BalasHapusTerima kasih kanda
Hapusmas Bede.... saluuuut loh, walau ga mudah tapi berhasil mencapai S3 ^o^.. jadi ga ada alasan kalo orang ga mampu ga bisa maju, ga bisa sukses, yg penting itu tekad, niat dan support orang terdekat. juga dengan bantuan Allah pastinya. hanya pendidikan yg bisa mengubah hidup seseorang.
BalasHapusinspiratif banget mas... semoga aja anak2ku bisa kayak gitu juga nanti, sekolah setinggi-tingginya.. emak nya cuma mau sampe S1, keenakan cari duit hahahaha
aamiin Bu, semoga putra-putrinya lebih sukses dan selalu menjadi anak2 yang berbakti pada orang tua. Aamiiin yra
HapusCongratulations on your accomplishment!
BalasHapusProud of you, Bang Day! Sebuah kisah dan semangat yang sangat menginspirasi, tidak peduli usia, belajar dan menuntut ilmu adalah jihad fisabilillah.
Terima kasih mba, semoga juga selalu sukses ya
HapusHasil tak pernah mengkhianati usaha, selamat, Bang, atas gelar Doktornya.
BalasHapusTerima kasih ya bang
HapusSubhanallah, luar biasa. Setiap perjuangan tiada yang sia2. Sama dengan perjuangan saya Bang Day. Bila diingat masa dahulu, rasanya pantasnya kita tak mau beranjak dari sajadah.
BalasHapusIya mba, harus semakin bersyukur ya atas nikmat dari Allah
Hapusselamat mas atas gelar doktornya, semua enggak terlepas dari usaha dan dukungan keluarga :)
BalasHapusTerima kasih mas khanif
HapusMasya Allah ... luar biasa perjuangannya. Selamat Bang Day, Semoga berkah ilmunya dunia-akhirat dan bermanfaat bagi banyak orang.
BalasHapusaamiiin yra. Terima kasih Bu
HapusBang Bede aku bacanya terharu, ditambah berkaca-kaca pula mataku. Ikut seneng dengan wisuda S3 nya.
BalasHapusDan yang aku ga sangka, anak-anak Bang Bede sudah duduk di bangku kuliah, perasaan aku baca artikel terakhir, mereka seperti masih anak-anak. Waktu cepet berlalu
Aku salut sama perjuangan Bang Bede dari kecil, semangat belajarnya tinggi, nggak pantang menyerah, dukungan dari keluarga besar sangat sangat tinggi, dan respek juga sama pimpinan kantornya yang memberikan waktu bang bede untuk terus mengejar pendidikan.
Baca ini aku jadi flashback ke diriku sendiri, dulu waktu awal lulus S1 maunya lanjut langsung ke S2, tapi sampe sekarang belum juga ada aksi dari aku
sukses terus Bang Bede
Gak nyangka juga mb, dari sebuah kampung kecil dengan rumah gubuk, takdir saya sampai di sini. mungkin bukan sesuatu yang luar biasa bagi orang lain hehe
Hapusp/s so selepas ni saya kena panggil Dr. (doktor) ke ni? ;-)
BalasHapusTak bisa Cik hehehe. Gimana kabarnya?
Hapusalaa janganlah humblebragging 🤣🤣🤣 gurau aja
HapusAlhamdulillah bang Day sudah memperoleh gelar doktor. Salut lho, biasanya usia 40 sudah mulai melambat ritme hidupnya tapi bang Day di umur 50 masih semangat terus.
BalasHapusMungkin karena gabut kali ya, jadi bela2in kuliah hehe
HapusWah kayaknya hidup lempeng2 aja bang, kuliah sukses, punya istri lalu lanjut s2, adem ayem bang... kalau saya karir gini2 aja, belum nikah, pendidikan cuma tamatan smk, pekerjaan gak jelas, hidup hanya dari hari ke hari supaya bisa makan, hahah..
BalasHapusLow profile banget si abang. Klo liat blognya, gak mungkin tuh hehehe.
HapusBtw tetap semangat ya bang, kita syukuri sama2 apa yang kita miliki saat ini
MasyaAllah, terharu bacanya. Alhamdulillah, Congrat Bang Day, kereeeen bgt dan inspiratif. Semoga hidup makin bermakna dan bermanfaat ya, inshaAllah.Maaf bgt telat bw-nya nih. Ikutan bangga pokoknya...
BalasHapusAamiiin yra, terima kasih mb Eny
Hapussama2.semoga bisa segera nyusulll...inspiratif banget
HapusMasyaallah salut dengan pencapaian Bang Day, suka sekali membaca cerita tentang pengalaman seperti ini. Sebagai orang tua saya berharap semoga anak-anak saya bisa mengikuti jejak Bang Day, yaitu bisa menuntut ilmu setinggi mungkin. Amiin...
BalasHapusAamiiin yra, semoga putra-putrinya selalu sukses mengejar cita2nya juga
HapusMasyaallah tabarokallah, selamat ya pak atas gelar S3, ikut bangga bisa berkawan blogger yang semangatnya membara dalam menuntut ilmu. Semoga berkah dan bermanfaat selalu, aamiin
BalasHapusTerima kasih ya mba, aamiiin yra
Hapussukses dan sehat selalu ya kak :D
BalasHapusAamiin.. terima kasih ya
HapusNasehat kedua orangtua beneran sangat menancap kuat semacam menjadi motivasi dan energi yang kian menguatkan perjuangan meraih pendidikan setinggi-tinggi nya. Keren dan salut sekali dengan segala perjuangannya.
BalasHapusSemoga, kelak saat saya menjadi seorang orangtua. Saya pun bisa mengantarkan anak-anak saya untuk memperoleh pendidikan tinggi yang terbaik. Terima kasih sudah sharing pengalaman inspiratif.
Terima kasih kembali mb. Semoga pula sukses mengantar putra-putrinya ya. aamiiin
HapusWih gak nyangka ya mas, semangatnya masih membara (^^) Salut sama kisahnya
BalasHapusTerima kasih banyak! Semangat memang harus terus membara ya
Hapuskeren banget baaaanggg!! proud of you! pasti bangga banget sih kedua orang tuanyaa. congratulations buat gelar doktornya bang! 🙌
BalasHapusWah, terima kasih banyak atas doanya, Dije! Dukungan orang tua memang jadi semangat terbesar buat saya. Semoga kita semua terus bangga dengan pencapaian masing-masing.
HapusBarakallah Bang Day :D Aku sangat terharu membaca kisah inspiratif ini. Selamat ya atas pencapaiannya dengan dukungan penuh seluruh keluarga. Aku sampai share ke wag keluargaku dan teman nih supaya mereka baca dan semangat dengan sekolah dan kuliahnya terutama buat anak2 kami.
BalasHapusMasya Allah, terima kasih banyak, mb Nurul! Senang sekali bisa memberikan inspirasi. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk keluarga dan teman-teman yang dibagikan ya. Semangat selalu untuk pendidikan anak-anak kita semua.
HapusInsya Allah aamiin yra. Aku bilang sama anak-anakku, kalian harus bersekolah, kuliah yang setinggi-tingginya. Sekarang semakin terbuka jalan untuk yang mau daftar beasiswa dan sebagainya, malah ada pula konsultasi pendidikan supaya bisa dapat kuliah di luar negeri. Keren pisan Bang Day!
HapusSemoga putra-putrinya berhasil dan dimudahkan jalan oleh Allah swt. Aamiiin yra
HapusAlhamdulillah selamat ya bang Day, sukses terus untuk karirnya. Gimana kabarnya bang day? padahal baru tadi kepikiran buat cari kabar
BalasHapusAlhamdulillah, terima kasih mb Icha! Kabar baik, semoga kamu juga selalu sehat dan sukses ya. Yuk, terus semangat mengejar mimpi masing-masing
HapusMasyaAllah luar biasa perjalanan hidup abang, inspiratif banget. Tentunya bukan hal yang mudah ya untuk bisa sampai di titik ini. Tapi abang sudah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk bisa meraih kesuksesan. Selamat ya bang, sukses selalu.
BalasHapusterima kasih banyak atas apresiasinya, Kang Maman. Betul sekali, keterbatasan bukan alasan ya. Semoga kita semua terus diberi kekuatan untuk melangkah
Hapusselamat untuk pencapaiannya pak, perjuangan yang bapak lalui hingga sekarang bisa menjadi pelajaran berharga buat kami. kerja keras tidak akan mengkhianati hasil, benar adanya.
BalasHapusTerima kasih banyak ya, semoga kita semua selalu semangat berjuang untuk yang lebih baik
HapusPencapaian yang luar biasa, terlebih jika dilihat dari aku yang gak begitu suka sekolah (dan kuliah) err. Sangat menginspirasi juga untuk anak-anaknya ya Pak. Ibaratnya, ada motivasi untuk menyamai bahkan melampaui jenjang pendidikan ayahnya.
BalasHapusTerima kasih atas apresiasinya, Mas Haryadi! Semoga anak-anak kita juga termotivasi untuk terus belajar dan berprestasi ya.
HapusLuar biasa Kang... Selamat atas pencapaiannya! Perjuangan keras memang tidak pernah menghianati hasil. Sukses selalu 👍
BalasHapusSemoga kita semua terus diberkahi kesuksesan di bidang masing-masing. Terima kasih ya
HapusInspiratif, terima kasih udah berbagi kisah yg bisa dijadikan suri tauladan (y)
BalasHapusSemoga kisah ini bisa menjadi penyemangat bagi banyak orang untuk terus berusaha dan tidak menyerah. Sukses selalu untuk kita semua
HapusMasya Allah Tabarakallah, luar biasa bang baik perjuangan hidupnya maupun sekolahnya, semoga kelak saya juga bisa
BalasHapusTerima kasih atas doanya, Mbak PW! Semoga Mbak juga dimudahkan dalam segala urusan, termasuk mencapai impian besarnya
Hapusehh komen saya 1 lagi tak muncul ya... hmmm pasti ditelan oleh Spam box ni
BalasHapusada kok di atas Cik
HapusSubhanallah 😍 Sungguh sangat menginspirasi, tentu bukan perjalanan yang mudah dan Bang Day menunjukkan bahwa dibalik kemauan dan tekad, pasti ada jalan yang menyertainya.
BalasHapusSelamat Abang
terima kasih banyak atas apresiasinya, Mas Rahman! Memang tidak mudah ya, tapi dengan tekad yang kuat, jalan pasti ada. Semoga kita semua terus diberi semangat untuk melangkah
HapusPosting ini dibuka dengan kalimat "Tidak ada yang terlalu istimewa bagi saya dalam meraih gelar Doktor..." Wah Mas ini merendah sekali. Menurut saya pribadi justru Mas sangat istimewa. Karena diusia yang tidak muda lagi Mas tetap semangat untuk meraih pendidikan di jenjang tinggi... Ini luar biasa. Apalagi mengingat latar belakang kehidupan. Sungguh saya salut.
BalasHapusBtw. Salam kenal Mas, salam persahabatan dari saya di Sukabumi.
Salam,
Salam kenal juga mas Titik! Terima kasih banyak atas apresiasi dan support-nya. Usia memang bukan halangan untuk terus belajar dan bermimpi kan ya
HapusMasyaAllah Tabarakallah..salut sama perjuangan bang Bede. Perjuangan yang tentu tidak mudah hingga bisa menempuh gelar Doktor, hal ini bisa menjadi inspirasi terutama bagi yang tidak punya privilege lahir dalam keluarga yang berada bang. Sukses selalu
BalasHapusMasya Allah, terima kasih banyak atas dukungan dan doanya, Mbak Priyani. Betul sekali, perjuangan ini untuk membuktikan bahwa semua bisa sukses dengan tekad dan kerja keras ya. Sukses selalu untuk kita semua
Hapusya Allah, keren Bang Day, semangatnya sungguh menginspirasi. Sukses selalu
BalasHapusTerima kasih banyak atas apresiasinya, Mbak Wahyu. Sukses selalu untuk Mbak juga
HapusCerita yang inspiratif bang, memang perjuangan tidak mengkhianati hasil ya kan, apalagi support system mendukung
BalasHapusTerima kasih banyak, Mbak Yanie. Semoga kita semua terus semangat meraih mimpi masing-masing. Aamiin
Hapusperjuangan yang begitu mengesankan ya mas, setelah membaca ini terutama kutipan kata-kata yang dikatakan oleh ibu mas, saya jadi teringat juga dengan kata-kata yang hampir sama pernah diucapkan oleh almarhum bapak. "Hanya ilmu yang bisa bapak berikan," ujarnya kala itu.
BalasHapusTerima kasih, Mas Surya! Kata-kata orang tua memang selalu menjadi bekal yang tak ternilai bagi kita ya
Hapusgreat achievement..... Good Luck
BalasHapus👍👍
Terima kasih banyak atas ucapannya, masTanza! Good luck juga untuk semua rencana dan pencapaian ke depan. Semoga kita semua selalu diberi kesuksesan
HapusTahniah kerana sudah bergelar Dr...satu kejayaan yang mmebri inspirasi kepada kami semua
BalasHapusTerima kasih banyak, Tuan Hanafi! Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua. Tetap semangat mengejar mimpi ya
Hapuskalau saya kayaknya untuk kuliah lagi kayaknya enggak deh,
BalasHapuskemaren aja bisa lulus s1 untung2an,
maklum kemampuan otak untuk belajar ini sudah mulai ngehang
Wah, Mas Rezky, yang penting terus belajar dalam kapasitas masing-masing. Gelar bukan segalanya, kok. Semangat selalu untuk apa pun yang Mas tekuni saat ini
HapusArtikelnya berkelas, ceritanya top... Menjadi inspirasi banget bang. Saya juga ingin mengambil S2, walaupun saya kerjanya freelance dan tidak ada hubungan dengan lembaga tertentu. Mudah-mudah kesampaian sih bang... 😁.
BalasHapusSelamat bang, sudah menjadi doktor. Semoga sukses selalu ya!!
Terima kasih atas apresiasinya, Bli Eka! Saya doakan semoga keinginan untuk melanjutkan studi segera tercapai. Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Sukses selalu ya
HapusMasya Allah, Bang Day. Keren euy!!
BalasHapusSelamat untuk pencapaiannya yaa, semoga ilmunya bermanfaat bagi sesama. Aamiin.
Sungguh perjuangan luar biasa ini, yang bisa menginspirasi putra-putrinya juga semua
Saya sepakat pendidikan adalah warisan paling berharga yang bisa kita berikan kepada generasi berikutnya. Dulu orang tua saya juga berpesan hal yang sama, hanya bisa kasih bekal ilmu bukan harta.
Banyak kejadian juga ya kalau warisannya harta yang ada malah jadi sengketa dan perpecahan antarsaudara.Duh!
Masya Allah, terima kasih banyak, Mbak Dian! Aamiin, semoga ilmu ini benar-benar bermanfaat. Betul sekali, pendidikan adalah warisan terbaik yang tak ternilai. Pesan orang tua Mbak sangat bijak dan memang jadi pengingat untuk kita semua. Semoga generasi kita bisa lebih menghargai ilmu daripada sekadar harta, agar kebersamaan dan keharmonisan keluarga tetap terjaga ya. Aamiiin yra
HapusJalan yang dilalui oleh Bang Day, belum tentu bisa dilalui oleh semua orang.
BalasHapusOleh karenanya mengapa Allah SWT memberikan hal itu, karena dia percaya bahwa Bang Day bisa berhasil melaluinya dan mendapatkan banyak keberkahan. Semangat selalu Bang Day
Terima kasih mb Fenni, aamiiin yra
HapusHebat perjuangannya, salut!
BalasHapusOrangtua saya pun selalu menekankan pentingnya pendidikan
Jadi, walau ibu saya hanya setara SMP (waktun itu sih udah hebat), saya menargetkan diri untuk lulus sarjana, walau harus kuliah sambil kerja
Terima kasih. Salut juga buat ortunya yang punya semangat ya sama ya mb. Sukses selalu
HapusMasya Allah tabarakallah, selamat Baaangg. Luar biasa mah pencapaiannya.
BalasHapusSaya salut banget dengan semua pencapaian orang apapun itu, bahkan hanya sekadar lebih baik 1 % dari kemarin pun.
Apalagi bisa mencapai pendidikan sebagai Doktor, masya Allaaahhh bangetttt.
Semoga Allah berkahi ilmunya ya Bang, dan juga memberkahi ortunya yang sudah selalu mendoakan keberhasilan Bang Day, juga doa istri dan anak-anak juga.
Aamiiin yra. Terima kasih doa baiknya mb Rey. Semoga mb Rey juga selalu sehat dan tetap bersemangat ya. Saya baca tulisan2 mb Rey, hanya bisa mendoakan yang terbaik ut mb Rey dan keluarga. Aamiiin yra
Hapuswow wow keren banget Bang Day, sangat menginspirasi perjuangannya meraih impian sedari kecil..semoga anak-anakku juga bisa sekolah tinggi kayak Bang Day aamiin...
BalasHapusTerima kasih mba. Smg putra-putrinya juga sukses ya mba. Aamiin yrra
HapusTerharu bacanya. huhuu...
BalasHapusCongratulation atas gelar barunya, Bang! Semoga semakin sukses dan bisa mengamalkan segala ilmunya untuk kebaikan dunia akhirat!
aamiin yra, terima kasih ya mba
HapusTahniah Doktor. Tidak kira berapa usianya. Menuntut ilmu itu takkan pernah habis. Bukan mudah untuk mencapai ke tahap ini. Usaha yang berhasil. Semoga menjadi inspirasi buat anak-anak.
BalasHapusTerima kasih Cik, setuju menuntut ilmu tak ada batas usia
HapusSelamat Pak. Keren.
BalasHapusTerima kasih Pak
HapusPencapaian yang sangat membanggakan, Selamat yaa dan Selamat juga sudah memiliki support system yang luar biasa sehingga bisa mencapai tahap sekarang, terutama orang tua, pasangan dan anak-anak. Semoga ilmunya bisa membawa kehidupan lebih baik bagi lingkungan terdekat dan masyarakat.
BalasHapusSelamat bang, doktor adalah pencapaian terakhir dalam akademik, Wajib disyukuri.
BalasHapusTapi untuk mengabdi, sepanjang hayat tidak berhenti. Semoga bisa jadi profesor, amin...