Bayangkan kalau kamu punya Instagram, TikTok, atau LinkedIn. Mungkin bisnismu bisa lebih besar lagi!
Ada seorang pemuda yang baru lulus kuliah dan sedang mencari pekerjaan. Dia ingin melamar sebagai cleaning service di sebuah perusahaan teknologi terkenal, "MetaVerse Inc."
Perusahaan itu dikenal sebagai tempat kerja idaman, terutama karena punya fasilitas keren dan gaji yang lumayan besar.
Setelah melewati tes fisik dan wawancara, tim HRD berkata, "Kamu lolos!
Tapi sebelum tanda tangan kontrak, bolehkah kami lihat profil Instagram, TikTok, atau LinkedIn-mu? Kami ingin tahu bagaimana kamu mempresentasikan dirimu di media sosial."
Pemuda itu kaget dan menjawab, "Saya nggak punya akun media sosial."
Tim HRD terlihat bingung. "Oh, maaf, kami mencari seseorang yang punya kehadiran digital. Tanpa media sosial, kamu bukan bagian dari generasi digital native. Sayangnya, kami nggak bisa mempekerjakanmu."
Dengan kecewa, pemuda itu keluar dari gedung sambil membawa sisa uang Rp100 ribu di dompetnya. Di perjalanan pulang, dia berhenti di pasar dan membeli beberapa kilo pisang matang.
Dengan kreativitasnya, dia membuat beberapa porsi pisang goreng, lalu menjualnya lewat status WhatsApp dan grup chat komplek. Dalam satu jam, semua pisang gorengnya ludes terjual.
Keesokan harinya, dia mengulanginya lagi, tapi kali ini dia pakai modal lebih besar untuk beli bahan. Hari demi hari, bisnis kecilnya berkembang.
Tak lama kemudian, dia mulai menggunakan GoFood dan GrabFood untuk menjual produknya lebih luas.
Setahun berlalu, pemuda ini sudah punya tiga cabang gerai pisang goreng kekinian yang viral di TikTok (dengan bantuan temannya yang jadi influencer). Bahkan, dia mulai berpikir untuk membuka cabang di kota lain.
Suatu hari, seorang agen investasi datang dan bertanya, "Boleh tahu akun Instagram usahamu? Kami tertarik bekerja sama."
Pemuda itu tersenyum dan menjawab, "Saya nggak punya Instagram."
Agen itu terkejut, "Lho? Kok bisa? Padahal usaha kamu sukses banget! Bayangkan kalau kamu punya Instagram, TikTok, atau LinkedIn. Mungkin bisnismu bisa lebih besar lagi!"
Pemuda itu tertawa kecil dan berkata, "Kalau saya punya Instagram, saya mungkin sekarang hanya jadi cleaning service di MetaVerse Inc."
Pesan Moral:
- Media sosial itu alat, bukan keharusan.
- Keberhasilan tidak ditentukan oleh jumlah follower.
- Kerja keras dan kreativitas selalu lebih penting daripada sekadar eksis online.
- Kadang, “tidak ikut tren” justru membawa kamu ke jalan yang unik dan sukses!
https://resources.audiense.com/hubfs/How-to-find-influencers-on-Instagram-for-your-marketing-campaign1920x1080.jpg
Setujuuuu. Skr ini memang zaman digital. Tapi di atas digital kreatifitas ttp lebih penting. Mau punya IG sekalipun, tiktok dll, tp kalo ga kreatif membuat usahanya, ttp ga jalan
BalasHapusJika terlalu punya akun medis sosial
BalasHapusjustru waktunya abis mantengin hape
lebih asik, ya sedikit atau kalau bisa tidak punya ,tapi focus ketindakan bisnisnya. Biar orang lain yang bagian mempromosikannya